0

Dajjal : Hadith-Hadith Yang Mutawatir

gambar hiasan semata-mata
Bismillah..
Di sini ana ingin kongsikan sebuah artikel yang telah ditulis oleh seseorang berkenaan siapakah Al-Masih Ad-Dajjal. Penambahbaikan telah di buat, dan semoga pembaca mendapat manfaat daripada tulisan ini.

CIRI-CIRI AL-MASIH AL-DAJJAL

1 - Dajjal Buta sebelah Matanya

Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما bahwasannya Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan perihal Dajjal ditengah-tengah manusia seraya berkata:

إن الله لايخفى عليكم إن الله ليس بأعور ألا وإن المسيح الدجال أعور العين كأن عينه عنبة طافية
"...Sesungguhnya Allah ta’ala tidak Buta.Ketauhilah bahwa al-Masih ad Dajjal buta sebelah kanannya.seakan-akan sebuah anggur yang busuk.."
(HR. Bukhari)

2 - Dajjal adalah Pemuda Keriting

Dari an-Nawwas bin Sam’an رضي الله عنه berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika menyifati Dajjal :

إنه شاب قطط عينه طافية كأني أشبهه بعبد العزى بنقطن
"...dia adalah seorang pemuda keriting,matanya rusak,seperti aku melihat mirip dengan abdul ‘Uzza ibnul Qathn..."
(HR.Muslim)

3 - Dajjal adalah laki-laki pendek :

Diriwayatkan daru Ubadah bin Shamit رضي الله عنه, berkata Rasullah صلى الله عليه وسلم :

إن مسيح الدجال رجل قصير جعد أعور مطموس العين ليس بنا تئة ولا حجرا فإن ألبس عليكم فاع لموا أن ربكم ليس بأعور
"...Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, afja’ (pengkor), keriting,buta matanya sebelah tidak timbul tidak pula berlubang. Kalau ia membuat kalian ragu-ragu, ketauhilah bahawa Rabb kalian tidak buta..."
(HR. Daud; dan disahihkan oleh al-Bani dalam shahi al-Jami’u ash-Shagir, Hadits no.2455)

Afja’ dalam hadits di atas adalah seorang yang kalau berjalan meregangkan antara dua kakinya seperti seorang yang selesai dikhitankan. Dan ini adalah salah satu aib dajjal juga, demikian dikatakan dalam Aunul Ma’bud Syarh Abu Dawud, Hal.298)

4 - Dajjal Lebar lehernya dan Bongkok

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

وأما مسيح الصلالة فإنه أعور العين أجلى الجبهة عريض النحر فيه دفأ كأنه قطن بن عبد العزى
"...Adapun penebar kesesatan (Dajjal), maka dia buta matanya sebelah, lebar jidatnya, luas lehernya dan agak bongkok mirip dengan Qathn Ibnu Abdil Uzza..."
(HR.Ahmad dalam Musnad-nya ; Berkata Ahmad Syakir : “isnadnya sahih” dan dihasankan oleh Ibnu Katsir)

5 - Memiliki “Surga” dan “Neraka” :

Dari Huzaifah رضي الله عنه bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

الدجال أعور العين اليسري جفال الشعر معه جنة و جنته نار
"..Dajjal matanya buta sebelah,cacat mata kirinya, tebal rambutnya, dia memiliki syurga dan neraka. Syurganya adalah neraka Allah, dan nerakanya adalah syurga Allah..."
(HR.Muslim)

6 - Diantara Kedua mata Dajjal tertulis KAFIR :

Dari Annas رضي الله عنه, berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

…ألا إنه أعور وإن ربكم ليس بأعور وإن بين عينيه مكتب كافر فيه
"…Ketahuilah sesungguhnya dia (Dajjal) buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidak buta.Dan sesungguhnya diantara kedua matanya tertulis KAFIR..."
(HR.Bukhari)

Dalam riwayat lain disebutkan :

ثم تهجاها (ك ف ر) يقروه كل مسلم
"…Kemudian mengejanya (Kaf , Fa , Ra) semua Muslim dapat membacanya..."
(HR.Muslim dalam shahihnya kitab Fitan (18/59-SyarhImam Nawawi)

Dalam riwayat lain dari Hudzaifah رضي الله عنه dikatakan :

يقرؤه كل مؤمن كاتب وغير كتب
"…Setiap Mukmin dapat membacanya, apakah dia bisa tulis atau pun buta huruf..."
(HR.Muslim)

PERINGATAN PARA NABI TENTANG DAJJAL :

Dari Annas رضي الله عنه, berkata Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

ما عث نبي إلا أنذر أته الأعور الكذاب ألا إنهأعور و إن ربكم ليس بأعور وإن بين عينيه مكتوب كلفر فيه
"....Tidaklah diutus seorang nabi pun, kecuali memperingatkan umatnya dari bahaya si buta, sang pendusta.ketauhilah sesungguhnya dia buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidak buta.Dan sesungguhnya diantara kedua matanya tertulis KAFIR.Dajjal besar badannya..."
(HR.Bukhari)

Dari Imran bin Husain Radiyallahu anhu, beliau mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda :

ما بين خلق آدم إلي فيام السا عة خلق أكبر من الد جال
“...tidak ada saru makhluk pun sejak Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari Dajjal..."
(HR. Muslim)

DAJJAL TIDAK MEMILIKI KETURUNAN :

Dari Abu Sa’id Al-Khudry رضي الله عنه, ia ditanya ;

ألست سمعت رسوالله صلي الله عليه وسلم يقول إنه لا يو لد له قل قلت بلى
"...Bukankah engkau telah mendengar Rasulullah berkata ; Sesungguhnya dia (dajjal) tidak mempunyai keturunan.” (Abu Sa’id) menjwab : “ya”.
(HR. Muslim)

TEMPAT MUNCULNYA AD-DAJJAL :

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Siddiq رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kepada kami :

الدجال يخرج من أرض بالمشرق يقال له خوراسان
"..Dajjal akan keluar dari bumi belahan timur yang disebut khurasan..."
(HR.Tirmidzi;dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Jami’ ash Shaghir (3/150)

Diriwayatkan dari Annas bin Malik رضي الله عنه ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda

يجرج الدجال من يهودية أصبها ن معه سبعون ألفا اليهود

"...Dajjal akan keluar dari daerah Yahudi Asfahan(Iran) bersamanya 70,000 orang dari kalangan Yahudi..
"
(HR. Ahmad)

Berkata Ibnu Hajar Asqalani :
“..Adapun tentang dari mana munculnya Dajjal maka ini sangat jelas yaitu dari arah Mashrik.”
(Fathu Bary (13/91)

Berkata Ibnu Katsir :
“..awal munculnya Dajjal dari Ashbahan, dari desa yang disebut dengan desa Yahudi (al Yahudi-yah).”
(An-Nihayah/al-Fitan wal malahin (1/128)

DAJJAL TIDAK AKAN DAPAT MASUK KE MAKKAH DAN MADINAH :

Allah SWT telah mengharamkan Dajjal masuk Mekah dan Madinah. Sesunggunya dia menjelajahi segala negeri kecuali keduanya.

Dirwayatkan dari Fatimah binti Qais Radhiyallahu anha, bahawa Rasulullah صلى الله عليه وسلم menceritakan tentang kisah Tamim ad-Daari tersebut dan pengalamannya di tengah lautan ketika bertemu dengan sesosok makhluk yang terbelenggu. Rasulullah صلى الله عليه وسلم membenarkan kisah Tami ad-Daari tersebut adalah Dajjal yang akan keluar di akhir Zaman.maka para Ulama menerima riwayat tersebut dari pembenaran Rasulullah صلى الله عليه وسلم .

Didalam kisah tersebut disebutkan bahawa Dajjal berkata :
“…maka aku akan keluar dan mengelilingi dunia.tidak ada satupun Daerah kecuali aku masuki dalam waktu 40 malam,kecuali Makkah dan Thayibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satunya, maka akau di halangi oleh malaikat-malaikat yang ditangan-tangan mereka tergenggam pedang-pedang yang terhunus menghalauku dari keduanya…” maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakansambil menunjuk dengan tingkat ketanah:

هذه طيبة هذه طيبة هذهطيبة يغني المدينة ألا هل كنت حدثتكم ذلك؟ فقال الناس نعم فإنه أعجبني حديث تميم أنه وافق الذي كنت أحدثكم عنه وعن المدينة ومكة ألا إنه في بحر الشامأو بحر اليمن لابل من قبل المشرق ما هو من قبل المشرق ما هو من قبل المشرق ما هو وأومأ بيده إلى المشرق
“...inilah yang di maksud Thoyibah, inilah yang dimaksud yakni al Madinah. Bukankah aku pernah mengatakannya kepada kalian?” maka manusia menjawab : Ya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “Sungguh sangat mengagumkan aku berita dari Tamim ad-Daari ini,sesungguhnya ia cocok dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Makkah. Ketauhilah sesungguhnya dia (Dajjal) ada di laut Syam atau dilaut Yaman.Tidak, Bahkan di arah Mashrik (Timur),bahkan diarah Mashrik(Timur) sambil mengisyaratkan dengan tangannya kearah Mashrik (Timur)..."
(HR. Muslim dalam Shahih Muslim/Kitabul Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah bab qishatul jassaasah,juz 18/83 dengan syarh Nawawi).

PARA PENGIKUT AD-DAJJAL :

Diriwayatkan dari Annas bin Malik رضي الله عنه : SesungguhnyaRasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أن رسوالله صلى الله عليه وسلم قل يتبع الدجال من يهود أصبهان سبعون ألقا عليهم الطيالسة
“...akan mengikuti Dajjal orang-orang dari kalangan Yahudi Asfahan 70,000 orang yang dipimpin oleh thayalisah.."
(HR.Muslim)

Dalam riwayat lain Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

ينزل الدجال في هذه السخة بمرقناة فيكن أكثر من يخرج إليه النساء حتى إن الرجل ليرجع إلى حميمه وإلى أمه وابنته وأخته وعمته فيو ثقها ربا طا مخافة أن تخر ج إليه
"...Dajjal akan turun dari daerah dataran bergaram yang bernama Marriqanah. Maka yang banyak mengikutinya adalah para wanita, sampai seorang lelaki-lelaki pulang ke rumahnya menemui isterinya, ibu dan anak perempuan serta saudara perempuan dan bibinya kemudian mereka ikat kerana khawatir kalau-kalau (bimbang mereka) keluar menemui Dajjal dan mengikutinya..."
(HR. Ahmad(7/190) dan dishahihkan oleh Ahmad syakir).

BERLINDUNG DARIPADA FITNAH AD-DAJJAL :

Oleh kerana itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada kita untuk berlindung kepada Allah dari bahaya fitnah Dajjal khususnya di akhir solat setelah tasyahud sebagai berikut :

اللهم إني أعو ذبك من عذاب جحنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال
".
.Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-MU dari adzab neraka Jahannam,dariadzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnah al masih ad-Dajjal..."
(HR.Muslim)

Sekian, semoga bermanfaat...
Read more
0

Undangan Ke Majlis Walimah Saya


peta rumah pengantin lelaki


peta rumah pengantin perempuan




Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim..

Dengan berbesar hatinya kami menjemput tuan / puan / saudara / saudari untuk ke
Majlis Walimah Al-'Urs kami di :

Pihak Perempuan :
Aturcara Majlis:
12.00 pm - Ketibaan Rombongan Pengantin Lelaki
12.15 pm - Bacaan Doa Selamat dan Sesi Fotografi
12.30 pm - Makan
18.00 pm - Bersurai

Alamat :
No. 12 Jalan Magnesium 7/106b, Seksyen 7, 40000, Shah Alam, Selangor Darul Ehsan.

No. utk dihubungi :
Nursyuhadah Alias +60176409599/0192890549
Alias Samsudin +60136906276
Luqman Hakim +60108960659

............................................................................................................

Pihak Lelaki :
Aturcara Majlis :

12.00 pm - Ketibaan Rombongan Pengantin Perempuan
12.15 pm - Bacaan Doa Selamat dan Sesi Fotografi
12.30 pm - Makan
18.00 pm - Bersurai

Alamat :
908, Kg. Tegayong, 16400, Melor, Kota Bharu, Kelantan.

No. untuk dihubungi :
Nik Mohd Abduh +60148084833
Nik Mhd Nor +60199927557
Hasanah Ibrahim +60199314602
Nik Mohd Aufa +60199231622

marilah sama-sama kita memeriahkan majlis walimah al-'urus ini dan mendoakan kebahagiaan kedua-dua mempelai..
Read more
1

كيف نتعامل مع الجماعة - 1


Intima’ Jama’i


هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ


“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Q.S. Al-Hajj: 78)

Mewujudkan intima jama’i tidak dengan cara permohonan untuk masuk sebagai anggota, bukan juga terwujud kerana menyertai program-program jama’ah dan menghadiri berbagai pertemuan sahaja. Esensi intima jama’i harus mencakupi dimensi yang melampaui batas-batas formaliti dan bentuk-bentuk lahiriyah. Sehingga komitmen terhadap jama’ah akan semakin memantapkan kedalaman iman, kekuatan intima kepada Islam dan intima kepada struktur (tanzhimi).

I. Ab’adul Intima (dimensi intima jama’i) -

- Bu’dun aqidi : Secara akidah seorang ikhwah harus intima terhadap perjalanan dan risalah Islam yang diembannya (intima mashiri wa risali). Akidahnya harus lurus dan benar-benar sesuai dengan tuntutan Al-Quran dan Sunah. Keterikatan ini akan melenyapkan ketergantungan pada faktor figur / peribadi terhadap orang tertentu yang menyebabkan aktiviti dakwah hanya termotivasi oleh faktor akidah, oleh intimanya dengan Islam dan oleh ketundukan pada perintah Allah. (Q.S. Al-Fath: 10). Intima kepada jama’ah berarti juga pengerahan seluruh kekuatan diri untuk dakwah, menundukkan kepentingan individual untuk kepentingan Islam, bukan sebaliknya. إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ (Sesungguhnya nilai amal perbuatan itu tergantung dari niat masing-masing).

- Bu’dun fikri (dimensi pemikiran) : Pemikiran ikhwah harus terikat dengan fikrah Islam secara total dan prinsip(Islami mabda wa ushuli). aktivi dakwah akan menjadi orang yang lain dari yang lain. Dari segi akhlak, pergaulan, pandangan dan pemikiran. Mereka harus hidup dalam kerangka nilai Islam total. Menyesuaikan diri dengan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

- Bu’dun tanzhimi (dimensi struktural) : Dua hal sebelum ini, mungkin saja dimiliki oleh seorang yang tidak intima' kepada jamaah. Sering kita mendapati seorang yang idealis, kuat Islamnya tetapi tidak memiliki bu’dun tanzhimi. Dimensi ini mengharuskan seorang ikhwah keluar dari jerat sikap ego dan individualisme, kemudian melebur dalam kepentingan jama’ah. Intimanya tidak temporal, terus intima' dengan apapun kondisi jama’i. Seorang raja dari kabilah Ghassan mencuba merayu Ka’ab bin Malik ra. Ketika diboikot oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Tapi surat rayuan itu justru dikeronyokkan dan dibakar.

- As-Sam’u wat tha’ah : timbangannya adalah ketika menerima tugas yang yukhalif mashalih fard (berlawanan dengan kepentingan peribadi). Inilah yang disebut husnul indhibath (disiplin yang baik). Taat dalam masalah yang memang sesuai selera dan kehendak itu biasa. Tetapi yang sulit bagaimana mengukuhkan taat dalam kondisi yang berlawanan dengan pendapat dan pandangan pribadi.

Wujud lain dalam husnul indhibath adalah bahwa iltizam tidak hanya dengan perintah, tapi hanya dengan isyarat sekalipun sudah paham. Lughatu dzaki wal hakim al-isyarah (Bahasa orang pandai cukup dengan isyarat). Innal labiba bil isyarati yafhamu (Sesungguhnya orang yang pandai itu paham dengan isyarat).

II. Muqtadhayatul intima’-

Wala aqidi, loyal terhadap akidah. Mewujudkannya melalui:

- Al-isti’la, terlepas dari ikatan-ikatan duniawi sebagaimana tersebut dalam surat At-Taubah: 24.

قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”

Sebahagian ulama tafsir menjabarkan erti kata اءَابَاء bukan hanya bapa dalam hubungan keakraban, tetapi termasuk dalam erti ketua, bos, atasan dan lain sebagainya. Kata َأَبْنَاء juga bukan terbatas anak dalam keluarga, tetapi juga bawahan, anak buah dan sebagainya. Imam Syahid, pada suatu hari raya meninggalkan anaknya, Saiful Islam yang sedang menderita sakit demam untuk pergi menunaikan kewajiban dakwah. Isterinya sudah meminta beliau untuk menunda kepergiannya. Imam Syahid berlalu sambil melantunkan firman Allah surat

At-Taubah ayat 24.


Tajarrud (totalitas). Tajarrud bukan berarti tafarrugh (kosong dan meninggalkan semua aktiviti kecuali dakwah saja. Esensi ruang lingkup tajarrud tercakup dalam huraian berikut:

1. Tajaruud fikri atau mulazamatul fikrah. Ikatan pemikiran nilai Islam harus melekat total dalam diri ikhwah. Salah satu penyebab kehancuran umat adalah kerana mereka justru mengambil solusi hasil infiltrasi atau barang import dari sumber non-Islam, imitasi tidak original, bukan asli. Kerana palsu itu tidak tahan lama, seperti ginjal atau jantung yang dicangkukkan pada tubuh manusia. Meski tubuh menerima tapi paling hanya dalam jangka waktu yang pendek. Itupun dengan perasaan menderita atau penuh siksaan. Untuk kemudian lemah dan mati. Ikhwah adalah penyangga fikrah islamiyah yang bertanggung jawab menyebarkan dan mewariskan kepada generasi umat.


2. Tajarrud ruhi atau totalitas menjaga kebersihan hati dari segala keinginan yang kotor dan cinta-cita yang menyimpang. Ikhwah harus ikhlas dalam mengemban dan memperjuangkan fikrah Islam.


3. Al-insyighal bima tathlubuhud da’wah. Menyibukkan diri dengan segenap tuntutan dakwah. Dakwah menjadi obsesinya di setiap aktiviti.


4. Wadh’u nafsihi alatan fa’alah lid da’wah. Berupaya memfungsikan diri sebagai bagian yang bermanfaat bagi dakwah. Ikhwah harus berupaya menjadi anggota yang tidak tumpul, tetapi tajam, sehingga kebiasaannya dapat difungsikan untuk kepentingan dakwah. Menerima wazhifah, harus optimal .

5. Wadh’u nafsihi, usariyah am fardiyah fi mashlahatid dak’wah. Meletakkan diri, baik keluarga atau pribadi untuk kepentingan dakwah. Bekorban dengan segala sesuatu baik yang murah atau yang mahal. Tadhhiyah yang paling berat untuk kita sementara ini adalah mengorbankan waktu istirahat.


6. Syu’ur bil ma’uliyah ‘alad da’wah. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dakwah. Masing-masing ikhwah harus merasakan bahwa dirinya adalah mas’ul. Sehingga tidak ada yang mengatakan bahwa satu bidang tertentu bukan urusan saya. Sa’id Hawa mengatakan bahawa bila jama’ah menderita kerugian dari satu orang, maka akibatnya akan menimpa seluruhnya. Kerana itu pembahagian tugas pun merupakan tanggung jawab bersama.


7. Ishlahu nafsihi wa da’watu ghairihi. Memperbaiki diri dan menyeru orang lain. Tingkat dai dapat mempengaruhi orang lain adalah sebagaimana ia dapat menguasai dirinya sendiri.

- Tha’atullah wa rasulihi

Ketaatan yang teratur dan disiplin, tidak tergantung keinginan. Beda taat dalam disiplin Islam dan thaghut. Taat dalam Islam dibangun di atas ilmu dan bashirah, bukan taat buta. Tingkat ketaatan seseorang sesuai dengan tingkat pemahaman dan wawasan. Setiap ikhwah harus berupaya menambah ilmu dan memperluas wawasan. Rasul saw. berdoa, “Rabbi zidni ‘ilma”. Taat pada Allah dan Rasul dapat dipelihara dan tercermin dalam amal jama’i. Dengan menumbuhkan sikap husnul jundiyah dan mas’uliyah. Sikap keprajuritan dan tanggung jawab yang baik. Rincian sikap ini adalah sebagai berikut:


1. As-Syu’ur bi annal ‘amala fii ayyi maufiqin ‘ibadah wa qurabah. Merasakan bahwa bagaimanapun pekerjaan dalam satu posisi bernilai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Dalam posisi apapun, tanggung jawab yang diberikan harus dirasakan sebagai ibadah, sehingga bisa dilaksanakan dengan baik. Seorang ikhwah pernah dipenjara puluhan tahun, ia menyadari bahwa kondisinya saat itu adalah dalam rangka dakwah dan taqarrub, maka dalam rentang waktu itu ia menghafal Al-Quran, berkebun dan hasil kebun ikhwah di penjara dapat meringankan krisis ekonomi di Mesir saat itu.


2. Dawamul isti’dad. Selalu siap siaga. Rumah amilin adalah ibarat barak-barak dakwah. Kapan pun diseru, mereka segera bangkit dari barak dan siap melakukan tugas. Sahabat Hanzhalah mendapat julukan ghasilul malaikah (yang dimandikan malaikat), lantaran saat mobilisasi jihad diumumkan ia masih bersama istri barunya kemudian berangkat jihad dan syahid dalam kondisi junub. Sekarang tubuhnya didapati basah oleh para malaikat.


3. Taqdirul mas’ul ramzan lil wahdati wal quwwah. Menghormati mas’ul sebagai simbol persatuan dan kekuatan. Memelihara sikap hormat terhadap mas’ul dan semua rekan dakwah. Dalam satu peperangan, satu orang prajurit kehilangan tempat airnya. Melihat hal tersebut seluruh pasukan sibuk mencarikan tempat air itu di sungai. Musuh kaget menyaksikan persatuan yang demikian kokoh. Temannya kehilangan tempat air saja demikian, apalagi bila temannya terbunuh. Pernah pula ada seorang ikhwah yang ditunjuk sebagai mas’ul merasa ada bawahannya yang lebih pandai dari dirinya. Ia meminta agar ikhwah yang lebih pandailah yang lebih layak menjabat sebagai mas’ul, namun ikhwah tersebut menolak. Ketika masalah ini sampai kepada Imam Syahid, beliau mengatakan, “Tetaplah Anda pada posisi mas’ul, kalau Anda berbuat salah nanti orang tersebut yang akan membenarkan Anda.” Coba kalau dia menjadi mas’ul lalu melakukan kesalahan siapa yang akan membetulkannya?


4. I’tibar mauqi’ihi tsughratan bin tsugharil Islam. Menganggap posisinya adalah salah satu sari perbatasan Islam secara keseluruhan yang harus dipertahankan. Ringkasnya menanamkan rasa tanggung jawab yang dalam terhadap keberadaan diri di mana saja. Jangan sampai Islam mendapat keburukan dari posisinya. Pekerjaannya bagaimanapun harus bermanfaat atau bila ihmal (menyepelekan) bererti kerugian bagi Islam.

-Ta’awun

Ta’awun dapat terwujud dengan sikap-sikap:

1. Takaful, saling menanggung beban kolektif antara qiyadah dan junud (prajurit). Tak ada potensi yang dianggap kecil dan diremehkan.

2. Tarahum. Sikap ini juga perlu ditumbuhkan. Pemisahan sikap seorang muslim dengan muslim yang lain, seperti satu tubuh. Bila ada anggota yang sakit, maka seluruh tubuh gelisah dan tak dapat tidur. Setiap ikhwah harus mengetahui dan menyadari tugas dan kewajiban ikhwah lainnya. Jadi tidak ada yang merasa beban tertumpuk pada dirinya saja. Perasaan seperti ini penting, kata Sayyid Quthb, orang yang merasakan kebersamaan dalam shaff akan terbebas dari beban-beban batin. Merasakan bahwa alam semesta itu adalah junud, semua alam membantu.

3. Talahum, sedarah sedaging.

Ketiga unsur sikap ini dilakukan dalam rangka ada’ul wajib (pelaksanaan kewajiban) dan takhfiful a’ba (meringankan beban) sesama ikhwah.


-Tanashuh. Agama itu tegak dengan nasihat. Yang paling perlukan nasihat adalah yang berada dalam posisi mas’ulin. Dalam hadits dikatakan, An-nashihah li aimmatil muslimin wa ‘ammatihim. Semua ikhwah adalah mas’ul, sebab dampak kesalahan mas’ulin akan menyeluruh. Untuk proses tanashuh memerlukan:

1. Al-Ikhlash mutabadil, keikhlasan dari dua belah pihak. Dalam sebuah hadis disebutkan,

الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

“Agama adalah nasihat. Kami bertanya (para sahabat), “Untuk siapa? Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya dan pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awam.” Tunaikan nasihat dengan cara yang paling baik dan terimalah seluruhnya. Khalifah Umar pernah ditegur oleh rakyatnya, “Ya Umar ittaqillah”. Umar berkata, “Laa khaira fiikum An la taquluha wala khaira fiina in lan nasma’ha. (Tidak ada kebaikan bila kalian tidak mengatakan hal ini dan tidak ada kebaikan bila kami tidak mau mendengarnya). Memberi nasihat juga harus dengan hikmah (bijak), maksudnya diatur bahasa penyampaiannya, dipilih waktunya, lihat salurannya atau jalurnya, barangkali lebih tepat disampaikan lewat si A.

2. Sirriyah. Nasihat juga baiknya disampaikan tidak vulgar di depan orang lain. Kata seorang ulama, “man wa’azha akhahu sirriyah faqad nahahahu wa zanahu wa man wa’azha ‘alaniyah faqad fadhahahu wa syanahu.“ (Siapa yang menasihati saudaranya dengan rahasia, ia sungguh telah menasihatinya dan siapa yang menasihati di depan khalayak bererti ia menghina dan mencacinya). Memberi nasihat juga tidak harus segera. Bisa dengan didiamkan dahulu, mungkin sahaja orang tersebut akan menyedari kesalahannya sendiri. Seperti orang yang diubati sendiri.

- Tabadul hubbi fillah

1. Itsar. Saling menjalin rasa cinta karena Allah. Perwujudannya yang paling tinggi adalah itsar. Menurut Iman Ghazali dikutip oleh Sa’id Hawa bahwa itsar itu ada tiga tingkatan. Yang paling rendah adalah menganggap hak saudara kita sebagaimana hak budak, kalau ada lebihan itu haknya. Kedua adalah menganggapnya sederajat dan sama dengan dirinya sendiri. Memenuhi kebutuhan ikhwah sebagaimana memenuhi kebutuhan sendiri. Dan ketiga yang paling tinggi adalah menempatkan kepentingan saudara kita di atas kepentingan sendiri. Seperti yang terjadi dalam perang Tabuk. Tiga sahabat meninggal kehausan karena mementingkan saudaranya. Ini sulit sekali, tapi inilah bentuk persaudaraan yang dilakukan Rasulullah saw. di Madinah. Dalam perang, masing-masing ikhwah ingin menggantikan saudaranya. Ada ikhwah yang telah berkeluarga dijatuhi hukuman mati, ikhwah yang masih bujang ingin menggantikannya. Alasannya bila ia mati, ia tidak meninggalkan siap-siapa, sedangkan bila ikhwah yang telah berkeluarga mati, ia nanti akan meninggalkan istri dan anak-anak yang perlu dipelihara.

2. I’tibarul akh aula min nafsihi. Menganggap ikhwah lebih tinggi kepentingannya dari dirinya. Ini termasuk dalam tingkat itsar yang paling tinggi.


3. Salamatus shadr. Menurut Imam Ghazali bahwa tingkatan ini adalah tingkat terendah bentuk cinta kerana Allah. Abdullah bin Umar bin ash dijamin masuk surga kerana menjelang tidur tidak pernah menyimpan masalah dengan kaum mukminin. Wala taj’al fi qulubina ghillan lillazdina amanu. Ghill di sini ertinya adalah ganjalan dalam hati yang belum diungkapkan. Sesama ikhwah harus memelihara perasaan, lapang dada, tidak mudah tersinggung, mudah memaafkan dan toleran. Yang didahulukan harus husnuz zhann (baik sangka). Mungkin saja bila saya yang berada dalam posisi yang sama sepertinya, saya juga akan berbuat serupa. Kalau ingin minum air yang sama sekali tidak mengandung kotoran, maka orang akan mati kehausan. Orang yang ingin mencari teman tanpa kesalahan sama sekali juga tidak akan mendapatkan teman.

Wallahu a’lam
Read more
0

Sombong, Ujub dan Kibr




ini merupakan nasihat buat diri ini dan juga semua yang membaca tulisan ini..semoga bermanfaat dan beroleh hidayah...

Allah Taala berfirman:

كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenangnya.” (Ghafir: 35)

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Kerana faktor-faktor inilah, orang-orang Yahudi terus-menerus di atas kebatilannya. Yaitu kerana apa yang ada dalam hati-hati mereka seperti kesombongan, kedengkian, keras kepala, dan tabiat-tabiat jelek lainnya.” (Naqdhul Manthiq, hal. 27)

Dengan hal inilah kita mendapatkan kejelasan bahwa kesombongan itu adalah salah satu penghalang untuk menerima kebenaran. Demikian juga apabila kesombongan itu telah memenuhi hatinya, akan menjadikan pemiliknya menganggap dirinya tinggi dan sempurna, sehingga merasa tidak memerlukan orang lain. Hal ini juga akan menghalanginya dari evaluasi dan introspeksi diri, barangkali yang keliru adalah dirinya. Inilah keadaan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu.

Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata: “Orang yang sombong adalah orang yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada orang lain (dalam segala perkara).” (At-Tabashshurah, 2/222)

Al-Imam Asy-Syathibi rahimahullahu berkata: “Orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai hakim bagi dirinya, maka mereka tidak akan memedulikan apapun. Mereka tidak akan memperhitungkan hal-hal yang menyelisihi pendapatnya sama sekali. Mereka juga tidak mahu introspeksi diri atau mengevaluasi pandangan-pandangannya. Tidak sebagaimana sikap orang-orang yang berusaha mencurigai dirinya sendiri (barangkali kesalahan ada di pihaknya), dan akan berhenti tatkala menimbulkan suatu permasalahan (padahal inilah sikap orang-orang yang berakal).” (Al-I’tisham, 2/269)

Orang-orang yang mengikuti kebenaran adalah orang-orang yang tawadhu’. Orang-orang yang senantiasa mengintrospeksi dirinya adalah orang-orang yang gigih mencari dan menuntut kebenaran. Oleh karena itu, mereka tidaklah enggan untuk mengevaluasi pendapatnya. Tidak enggan pula untuk menuntut hakikat kebenaran dari suatu permasalahan. Lebih-lebih pada hal-hal yang menimbulkan masalah.

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata: “Sungguh aku telah mendengar Asy-Syaikh Muqbil lebih dari sekali berkata: ‘Demi Allah, kami tidak mengkhawatirkan dakwah ini, kecuali dari diri-diri kami.’ Aku (Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam) katakan: Demi Allah, sungguh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu memiliki firasat yang tepat, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuka khutbahnya dengan ucapan:

وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

“Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan dari kejelekan amalan kami.”
Maka, jiwa kita, apapun kebaikan yang ada padanya, mesti terdapat kekurangan atau kejelekan.” (At-Tanbihul Hasan, hal. 68-69)

semoga nasihat ini bermanfaat untuk semua..
Read more
0

sang murabbi..~




video ini didedikasikan buat ust qamarussalam..sang murabbi..~
www.muntalaq.wordpress.com
Read more
0

جماعات من المسلمين لا جماعة المسلمين


فضيلة العلامة الدكتور يوسف القرضاوي

هناك على النقيض من هذه الفكرة فكرة أخرى: ترى العمل الجماعي فريضة، وتحصر هذه الفريضة في جماعة معينة ترى أنها وحدها تمثل الحق الخالص، وما سواها هو الباطل: (فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ). (يونس: 32)


Di sana ada pertentangan dengan fikrah ini (mengharamkan ‘Amal Jama’ie secara haraki) iaitu fikrah yang menyatakan: “Amal Jamai’e itu suatu kefardhuan dan kefardhuan (Amal Jama’i) tersebut hanya terbatas kepada sesuatu jemaah tertentu sahaja. Jemaah itu melihat hanya ia satu-satunya merupakan kebenaran yang mutlak sedangkan jemaah-jemaah (Islam) yang lain adalah batil. Bagai firman Allah s.w.t. yang bermaksud: “.....Maka apakah lagi setelah kebenaran melainkan kesesatan...."

Surah Yunus: 32


وبعبارة أخرى تصف هذه الفـئة نفسـها بأنـها "جماعة المسـلمين"، وليـست مجـرد "جماعة من المسلمين" وما دامت هي جماعة المسلمين فكل من فارقها فقد فارق الجماعة، وكل من لم يدخل فيها، فليس في جماعة المسلمين! وكل ما جاء من أحاديث عن (الجماعة) ولزوم "الجماعة"، ومفارقة "الجماعة" تنزل على جماعتها.وهذا النوع من الاستدلال، وتنزيل النصوص على غير ما جاءت له، باب شر على الأمة؛ لأنه يضع الأدلة في غير مواضعها


Dalam ungkapan lain, golongan ini menyifatkan diri mereka sahaja sebagai Jemaah Muslimin, bukannya sekadar salah satu jemaah daripada umat Islam. Selagimana golongan tersebutlah satu-satunya jemaah muslimin (yang perlu disertai oleh seluruh umat Islam), maka sesiapa sahaja yang tidak menyertainya bererti telah berpisah daripada Al-Jamaah (sedangkan al-jamaah yang dimaksudkan dalam hadith-hadith Nabi SAW adalah kelompok umat Islam ). Maksudnya, sesiapa yang tidak menyertai jemaah tersebut, maka tidak menyertai Jemaah Muslimin keseluruhannya. Adapun (bagi mereka)semua hadith-hadith yang berkaitan tentang Al-Jamaah atau kepentingan menyertai Al-Jamaah dan berpisah dari al-Jamaah berkaitan dengan Jemaahnya (golongan tersebut sahaja). Jenis pendalilan sebegini dan meletakkan nas-nas bukan pada konteks asalnya merupakan pintu keburukan dalam Umat Islam kerana meletakkan dalil-dalil bukan pada tempatnya.

ومن هؤلاء من يجعل الحق مع جماعته أو حزبه دون غيره، لمبررات موضوعية يسبغها على حزبه أو جماعته وحدها، وينفيها عمن سواها.وكثيرًا ما يضع بعضهم أوصافًا فكرية وعملية، عقدية وخلقية، يحدد بها "جماعة الحق" أو "حزب الحق" لتنطبق على جماعته دون غيرها، وهذا نوع من التكلف والتعسف لا يقبله منطق العلم.وثمة آخرون يجعلون التقدم الزمني هو المعيار الأوحد، فمن سبق غيره فهو الجدير بأن يكون هو صاحب الحق، أو محتكر الحق والحقيقة


Ada dari kalangan mereka yang menjadikan kebenaran hanya bersama jemaahnya sahaja atau dalam parti (kumpulan) mereka sahaja, tidak pada jemaah-jemaah yang lain untuk tujuan pembenaran yang dikembangkan (disempurnakan) ke atas kelompok atau jemaahnya sendiri lalu menafikannya daripada jemaah atau kumpulan yang lain daripada kumpulannya..

Sebahagian mereka banyak membentuk sifat-sifat samada ianya dalam bentuk fikrah mahupun praktikal, samada dalam bentuk pegangan mahupun tingkah-laku, yang mana mereka membataskan dengannya (pembentukan sifat-sifat sesuatu kumpulan tersebut dari sudut fikrah, praktikal, pegangan mahupun tingkah laku tersebut) kepada (konsep) Jamaah Al-Haq (satu-satunya jemaah yang benar dalam memahami amal jama’ie yang dimaksudkan oleh Islam) atau Hizb Al-Haq (kumpulan yang benar) agar ianya (konsep satu-satunya jemaah yang benar) dapat diterapkan hanya kepada jemaahnya sahaja, bukan pada jemaah yang lain. Ia merupakan suatu takalluf (pembebanan) dan penyalahgunaan yang tidak dapat diterima oleh logika ilmu itu sendiri. Sebahagian pihak yang lain pula bersifat menjadikan Taqaddum Zamani (dahulunya tempoh masa) sebagai suatu ukuran yang tunggal iaitu, siapa sahaja yang mendahului yang lain (atau jemaah mana yang dibentuk lebih awal) maka dialah pemilik kebenaran atau pihak yang sepatutnya memonopoli kebenaran dan hakikat

حتى زعم بعض الأحزاب في بعض البلاد الإسلامية أنه وحده يمثل الحق؛ لأنه الحزب الأول الذي أخذ زمام المبادرة، وكل حزب يشكل بعد ذلك يجب أن يلغي نفسه، ولا حق له في البقاء؛ لأن قبول الجماهير له بمثابة المبايعة له، وفي الحديث: "إذا بويع لخليفتين، فاقتلوا الآخر منهما".(رواه أحمد ومسلم عن أبي سعيد كما في صحيح الجامع الصغير 421)

Sehingga sebahagian kumpulan di sesetengah negara Islam menyangka bahawasanya kumpulan mereka sahaja mewakili kebenaran kerana ianya merupakan kumpulan pertama yang mengawal inisiatif (dalam amal jama’ie) sedangkan setiap kumpulan yang dibentuk setelah itu perlu membuang diri mereka dan tidak ada hak untuk kekal (tidak boleh diwujudkan) kerana penerimaan majoriti kepadanya (jemaah yang awal) seumpama suatu bai’ah (khilafah) bagi jemaah tersebut sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadith: “Jika diberi bai’ah kepada dua khalifah, maka perangilah yang terakhir daripada kedua-duanya” [hadith riwayat Imam Ahmad dan Imam Muslim

إن هذه الفتاوى الجاهلة الجريئة من أناس لم ترسخ أقدامهم في علوم الشريعة. هي التي تورد الأمة شر الموارد، وتوقعها في شر المهالك. ولقد قال بعض الفقهاء في العصور الماضية حين رأى فتاوى بعض من ينتسبون إلى العلم: لبعض من يفتي الناس اليوم أحق بالسجن من السرّاق! وذلك لأن السراق يفسدون دنيا الناس، وهؤلاء يفسدون عليهم دينهم.فكيف لو رأى أولئك الفقهاء ما نقرؤه أو نسمع من فتاوى زماننا؟ ولا حول ولا قوة إلا بالله.

Inilah fatwa-fatwa jahil lagi bersifat cabang yang lahir dariapda manusia yang tidak menguasai ilmu syariah secukupnya. Fatwa sebeginilah yang membawa umat Islam kepada jalan kebinasaan dan meletakkannya dalam kecelakaan. Oleh kerana itu, telah berkata sebahagian Fuqaha’ pada masa-masa terdahulu ketika melihat fatwa-fatwa sesetengah orang yang mengaku-ngaku sebagai ahli ilmu: “Sebahagian daripada mereka yang memberi fatwa kepada manusia awam itu, lebih berhak dimasukkan ke dalam penjara berbanding pencuri-pencuri kerana para pencuri merosakkan dunia manusia sedangkan mereka (orang jahil yang berfatwa) merosakkan agama manusia.

Bagaiamana kalau para fuqaha’ tersebut melihat apa yang kita baca atau kita dengar tentang fatwa-fatwa pada zaman kita pula?

ولا حول ولا قوة إلا بالله



Oleh Abu Urwah (Shaari Sungip - ex pres JIM)

Dari barisan usrah
Dan dari umbi tarbiyyah
Muncullah sinaran fikrah
Islah terus meniti masa

Dari dewan selesa ke jalanan yang berhaba
Pejuang keadilan dan penjulang kebenaran
Bersama Islam membina ummah
Usaha daulatkan syariah
Agar hidup penuh barakah

Di dalam sedih dan ketawa
Di dalam susah dan mewah
Tetap teguh iman dan takwa

Sehati sejiwa
Dulu kini selamanya
Walau apa yg melanda hadapi bersama

Ya Allah ya Rabbi
Teguhkan iman kami
Moga tabah hati tak berbelah bagi

Berbekalkan Islam membina masyarakat
Mengukuh umat insan sejagat
Setiap mehnah pastinya ada hikmah
Berbaik sangka pada yang Esa

Rasulullah contoh ikutan
Prinsip syura jadikan amalan
Korban masa tenaga kita
Dan fikiran perkasakan maruah kita


Read more
0

Surat Dari Mursyidul Am Lil Ikhwan ke-8

فضيلة الأستاذ الدكتور محمد بديع

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه.. وبعد؛
أيها السادة الأعزاء.. الإخوة الكرام والأخوات الفضليات
أحييكم بتحية الإسلام العظيم فالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
شاءت إرادة الله عز وجل أن أتحمل هذه المسئولية الجسيمة، على غير تطلع مني، ولا تميز أو فضل لي؛ لكنه تقدير الله والتكليف الذي لا
أملك معه غير النزول عنده، مستعينًا بالله، ومستلهمًا منه التوفيق، وواثقًا من معونتكم ومساندتكم؛ لتحقيق الأهداف السامية التي نذرنا أنفسنا وجهودنا لأجلها ابتغاء فضل الله ورضوانه.

...................................................


In the name of Allah, the Most Merciful, the Most Compassionate
Praise be to Allah and Blessing on His messenger, companions and followers
Dear Brothers and Sisters,

I greet you with the Islamic greeting; Peace be upon you and God’s mercy and blessings

It is the will of Allah that I undertake this huge responsibility which Allah has chosen for me and a request from the MB Movement which I respond to with the support of Allah. With the support of my Muslim Brothers I look forward to achieving the great goals, we devoted ourselves to, solely for the sake of Allah.

sila baca sendiri di : http://www.ikhwanweb.net/article.php?id=22665
Read more
1

Anak Saudaraku Yang Ke-2

Wafa Sakeenah Bt. Nik Mohd Aufa


semoga kau membesar sebagai seorang pejuang seperti ibu dan ayahmu..
Read more
0

mesir dan aku 2


abu ammar "pengarang al-muntalaq" - muhd ahmad ar-rasyid ketika hari solat jenazah syeikh hasan bashir


bismillah..
beberapa persoalan yang sering menerpa di kepalaku dan sering diajukan rakan..

kenapa tidak lagi berpersatuan?

dulu di uia, aku sering berpersatuan..bermacam persatuan aku masuk dan bergiat aktif di dalamnya..FRC dan macam-macam lagi..kenapa kini aku tidak lagi aktif dalam persatuan berbentuk mahasiswa melayu / seumpamanya..mungkin aku telah tawar hati utk bersama kerana aku inginkan sesuatu yang lebih jelas..dan nampak penghujungnya walaupun ia sangat lambat bagiku..aku lebih menginginkan tarbiyyh yang ada kelansungannya..biar di mana aku dicampakkan, aku tetap berpeluang menerimanya..aku lebih seronok bersama lingkungan dakwah yang tidaklah semegah manapun..hidup bersalutkan ukhuwwah islamiyyah..sungguh indah dan manis..biarpun digelari "orang-orang tarbiah" yang tiada masa depan..aku tidak pedulikan semua itu..yang aku tahu, dakwah dan sibghah inilah yang aku yakini dan akan aku mati bersamanya...aku tidak pernah merasakan manisnya dakwah semanis yang apa aku rasakan kini..jatuhku sentiasa bersambut..lemahku sentiasa berpaut..futurku sentiasa terubat..marahku sering dilentur..nafsuku sering disekat..oleh mereka..ya, merekalah yang sering mengingatkanku..mengingatkanku pada yang menjaga sibghah ini..Yang Maha Esa..!!

pahit..jerih..susah dan sakit bersama mereka akan aku wariskan juga kepada anak-anakku nanti..teringatkan kata-kata Al-Banna kepada isteri beliau :
"Wahai Ummu Wafa, istana kita menanti kita di syurga.Allah tidak akan mensia-siakan hidup kita di dunia..''

kamu adalah pelambat kebangkitan islam..!!

..ya, aku tahu dakwah dan jalan ini sungguh panjang..aku tidak akan sesekali berpatah menoleh kebelakang..tadarruj dalam dakwah itu suatu kemestian..isti'jal dalam mencapai ghayah, adalah permulaan yang membahayakan..al-fatratu ba'dal mujaahadah min fasaadil ibtida'..aku tidak mahu memulai dakwah ini dengan permulaan yang tidak jelas..dan kabur..kisah khabbab bin al-'arat sudah cukup utk ku jadikan pegangan..biarpun Islam lambat bangkit..namun aku tahu, jalan inilah yang telah Rasulullah SAW wariskan..biarpun ramai yang mengatakan kerana tarbiah inilah islam lambat bangkit...aku tidak peduli semua itu..yang pasti, Islam akan naik jua...cepat atau lambat..biar Allah sahajalah yang menentukannya..apa yang penting, sumbangan kita yang harus kita pertanyakan pada diri..Allah sesekali tidak akan bertanya tentang hasil..tetapi, tentang usaha yang kita telah laksanakan...

فعن الشعبي قال: دخل خباب بن الأرت رضي الله عنه على عمر بن الخطاب رضي الله عنه فأجلسه على متكئه وقال: ما على الأرض أحد أحق بهذا المجلس من هذا إلا رجل واحد، قال له خباب من هو يا أمير المؤمنين؟ قال بلال، فقال خباب: ما هو بأحق مني، إن بلالاً كان له في المشركين من يمنعه الله به، ولم يكن لي أحد يمنعني، فلقد رأيتني يوماً أخذوني فأوقدوا لي ناراً ثم سلقوني فيها، ثم وضع رجل رجله على صدري، فما اتّقيت الأرض إلا بظهري، قال: ثم كشف عن ظهره فإذا هو قد برص.

و عنه رضي الله تعالى عنه: شكونا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وهو متوسد بردة له في ظل الكعبة ، قلنا له : ألا تستنصر لنا ، ألا تدعو الله لنا ؟ قال : ( كان الرجل فيمن قبلكم يحفر له في الأرض ، فيجعل فيه ، فيجاء بالمنشار فيوضع على رأسه فيشق باثنتين ، وما يصده ذلك عن دينه . ويمشط بأمشاط الحديد ما دون لحمه من عظم أو عصب ، وما يصده ذلك عن دينه ، والله ليتمن هذا الأمر ، حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت ، لا يخاف إلا الله ، أو الذئب على غنمه ، ولكنكم تستعجلون ) رواه البخاري.

apakah sikap kita setelah memahami dakwah?

aku tidak menafikan amalan baik orang lain yang bekerja utk islam..mereka juga ada cara tersendiri utk melaksanakan islam..bagi mereka yang ingin berpersatuan, nah, silakan berpersatuan..bagi mereka yang ingin berjamaah, nah, silakan juga...bagi mereka pahala di sisi Allah..semakin kita beramal dan faham,sepatutnya semakin kita tahu apa itu tawadhuk..semakin kita cuba utk menutupi kesalahan saudara-saudara kita...semakin itulah juga kita cuba utk bersilaturrahmi..semakin itulah juga kita cuba utk menenangkan hati kita daripada menaburi fitnah dan menjadi penyala api sengketa...semakin kita memahami apa itu tarbiah, semakin tidak lupa kita pada orang tua..semakin hormat kita pada mereka yang telah memberikan ilmu kepada kita walaupun sebaris ayat..semakin kita merasakan jahilnya kita terhadap islam..semakin mengurangkan ujub dalam diri kita..

semakin kita mengenali dakwah..semakin itulah kita dekat dengan Penciptanya...

قوله تعالى : صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً

jazakumullah kepada semua ikhwah yang sering mengingatkan betapa jauhnya jalan kita..dan betapa peritnya berada di dalamnya..ya, aku tidak akan berpaling lagi...!!

taadud jemaah itu haram hukumnya?
anda ada jawapannya dan daku juga ada jawapan utknya..yang pasti, kebenaran itu adalah hak milik mutlak Allah yang tiada siapa boleh mempertikainya..

sekian..
wassalam..

Read more
0

mesir dan aku!

di makam pakcik Hassan

assalamualaikum..

lama sudah tidak menulis..hampir setengah tahun..termasuk harini..sudah 5 hari tidak ke kuliah..sakit perut+pergelangan tangan yang semakin membengkak..pernah aku usaha utk ke klinik atau ke hospital..pernah berada di wad berhari lamanya... bukan tidak pernah cuba utk memberitahu rakan-rakan..tetapi, biarlah sakit ini aku seorang yang menggalasnya...bukan tidak mahu lagi ke hospital, tetapi malas bermain perasaan dengan doktor dan nurse arab..kadang tertanya-tanya mengapa Allah terus-menerus membekalkan ku pelbagai penyakit..bermula dari demam, kemudiannya chest infection..bronchitis..kemudian sembuh dan didatangi pula penyakit lain seperti sakit perut dll..mungkin terlalu banyak dosa yang terus-menerus juga yang aku lakukan..

kepada ikhwah yang ada sms dan email supaya dihidupkan semula penulisan ana..ana mohon maaf pertamanya kerana tidak berkesempatan menulis sebagaimana dahulu..mungkin kesempatan masa yang agak sempit menyebabkan ana tidak menulis lagi..keduanya, ana akan cuba menulis akan tetapi akan lebih terfokus kepada beberapa isu sahaja..

terima kasih juga ikhwah, atas tarbiah yang sangat berkesan dan banyak merubah hidupku selama ini(asbab)..kesan tarbiah ini ibarat kisah seorang penagih yang bertaubat dari ketagihannya..begitulah berkesannya dakwah ini kepada diriku..dakwah ikhwan ini mampu merubah diri kita, jika kita ada keinginan utk bersamanya dan mengenalinya...dulu..sewaktu di uia dan di malaysia..bukan aku tidak pernah merasai tarbiah..tapi mungkin aku yang tidak pernah cuba utk berubah..mesir yang aku kenali sebagai bumi anbiya'..tidak lupa juga bumi firaun (ana rabbukumul a'la) telah banyak memberikan kesan dalam hidupku..tidak lupa juga mesir juga merupakan bumi yang banyak berlakunya fitnah..

mengapa al-ikhwan yang aku pilih?
anda yang bersama dengan mereka mungkin ada jawapannya..!

Read more
3

Al-Quran dan Sains


Al-Quran : Sains dan Kebenarannya!

Oleh : Nik Mohd Abduh B. Nik Mhd Nor

Wahyu Allah telah terputus 1400 tahun yang lalu. Rasulullah SAW adalah manusia yang dipilih untuk memimpin wahyu ini walaupun beliau seorang ummi / “unlettered” (tidak tahu membaca atau menulis - penulis) Islam merupakan satu-satunya agama yang menjadi petunjuk yang jelas kepada ummahnya dan ternyata paling sesuai dan memenuhi kehendak manusia dan ala mini dalam semua keadaan, baik masa, tempat, dan segala aspek yang terkait dengan kehidupan samada yang nyata mahupun ghaib. Islam dan ajarannya sahajalah yang memenuhi fitrah manusia seiring dengan zaman.

Alfred Kroner ketika mengemukakan beberapa teori berkenaan penciptaan alam memberikan konklusi bahawa : ".. If you combine all these and you combine all these statements that are being made in the Qur'an in terms that relate to the earth and the formation of the earth and science in general, you can basically say that statements made there in many ways are true, they can now be confirmed by scientific methods, and in a way, you can say that the Qur'an is a simple science text book. And that many of the statements made in there at that time could not be proven, but that modern scientific methods are now in a position to prove what Muhammad said 1400 years ago..."


“..Jika anda menggabungkan semua (perbincangan) ini dan anda menggabungkan semua kenyataan-kenyataan ini yang dibuat dalam Qur'an tentang hal yang berkaitan bumi dan pembentukan bumi serta sains secara umumnya, pada asasnya anda boleh katakan bahawa kenyataan-kenyataan dibuat adalah benar, ianya sekarang ini disahkan oleh kaedah-kaedah saintifik, dan dalam sebahagian hal, boleh diatakan bahawa Qur'an merupakan sebuah buku teks sains yang mudah. Dan (walaupun) banyak lagi kenyataan-kenyataan dibuat pada masa itu (masih) tidak dapat dibuktikan, tetapi kaedah-kaedah saintifik moden sekarang berada dalam fasa membuktikan apa yang Muhammad katakan 1400 tahun yang lampau..”

(Abdul Majid Zindani’s Tape – This Is The Truth on Alfred Kroner Professor of the Department of Geosciences, University of Mainz, Germany)

Apabila kita memperkatakan tentang tasawur Islam, kita tidak dapat lari daripada membicarakan tentang dua sumber utama umat Islam dalam memahami apa itu Islam sebagai Ad-Din iaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Dua sumber ini sekiranya difahami dengan benar, maka manusia akan tahu betapa agungnya Islam, tiada lain yang mampu menandingi keagungan wahyu ini.

تركت فيكم امرين لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما كتاب الله وسنتي

“..Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, jika kamu berpegang pada keduanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya (iaitu) Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnahku..”

(Malik Bin Anas, Al-Muwatta’ Malik, jilid 2, m/s : )


وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“..Barang siapa yang mencari selain daripada Islam sebagia Din-nya (cara hidup), maka, tidaklah akan diterima daripadanya dan di Hari Akhirat, dia adalah dari kalangan orang-orang yang sangat rugi..”

( Surah Al-Imran : 85)


Inilah hakikat wahyu yang diterima Muhammad SAW dari Allah untuk disampaikan kepada semua manusia sejagat.. Islam bukan sahaja memberi solusi kepada semua permasalahan di dunia ini bahkan ia menjadi alternatif kepada manusia dalam pelbagai perkara. Baik dalam urusan yang melibatkan ekonomi, perubatan, perundangan, sosial dan seumpamanya. Islam merupakan cara hidup yang begitu sempurna bagi manusia dan alam ini. Apa sahaja yang berkait dengan konsep kehidupan manusia mestilah dikembalikan kepada Al-Quran dan As-sunnah. Ini bersesuaian dengan firman Allah yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ

“ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ketua daripada kalian, dan sekiranya kamu berlainan pendapat tentang sesuatu perkara, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul..”

(An-Nisa : 59)


Berbicara tentang dua sumber di atas, yakni Al-Quran dan Hadith, penulis dalam makalah ini akan lebih menjuruskan perbincangan kepada kaitan antara Islam dan Sains kerana penulis merasakan berbicara tentang ilmu Sains bersumberkan Al-Quran lebih terkesan dengan jiwa kita dan kita akan lebih berusaha memahami apa itu Islam dan bagaimana cara yang terbaik untuk mendekatkan diri kita kepada pencipta alam ini kerana setiap hari kita pasti sahaja berhadapan dengan sesuatu yang bersifat saintifik. Al-Quran bukanlah sebuah buku ensiklopedia Sains, akan tetapi, ia adalah kitab yang mengandungi ayat-ayat dan tanda kebesaran Allah SWT yang mana ilmu sains dan hukum alam tidak terlepas daripada dibicarakan di dalam kitab-Nya ini. Hadith-hadith Baginda SAW dan juga athar-athar juga banyak menyebut tentang perihal Sains, perubatan, dan seumpama dengannya.

فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَى


“..maka kerana Allah jualah yang menguasai segala urusan akhirat dan urusan dunia..”

(An-Najmi : 25)


Al-Imam Ibnu Kathir rh ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata :


أَيْ إِنَّمَا الْأَمْر كُلّه لِلَّهِ مَالِك الدُّنْيَا وَالْآخِرَة وَالْمُتَصَرِّف فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة فَهُوَ الَّذِي مَا شَاءَ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ


“…yakni sesungguhnya urusan itu semuanya adalah bagi Allah, pemilik dunia dan akhirat dan DIA-lah yang menjadikan apa yang DIA kehendaki dan tidak menjadikan (meniadakan) apa yang tidak DIA kehendaki..”

(Ibnu Kathir, Tafsir Al-Azim)


Mukjizat / I’jaz Dalam Al-Quran dan Hadith

Dalam rangka memperincikan methodology kajian tentang Sains dan Al-Quran, adalah lebih adil sekiranya kita memperkatakan dahulu tentang waktu penurunan wahyu Al-Quran dan taraf ilmu sains di saat waktu turunnya wahyu itu kepada Muhammad SAW. Ketiadaan teknologi yang canggih pada waktu itu sememangnya menjadikan sukar bagi umat Islam ketika itu untuk mengoreksi kebenaran-kebenaran fakta Sains yang terhimpun dalam lembaran wahyu tersebut. Bayangkan, di saat tiada teknologi secanggih sekarang ini Al-Quran mampu menceritakan tentang perihal proses pembentukan manusia, pergerakan gunung-ganang, kitaran air hujan dan pelbagai lagi. Sekiranya dikatakan Al-Quran adalah kalam Muhammad SAW, masakan beliau tahu akan semua hal ini sedangkan beliau adalah ummi dan tidak tahu sedikit pun membaca di saat beliau menerima wahyu Allah ini. Sebelum datangnya Al-Islam, masyarakat arab sudah mempercayai beberapa perkara khurafat yang diimport daripada yunani seperti matahari mengelilingi bumi, bulan mengeluarkan cahayanya sendiri, bumi itu rata, langit disokong oleh gunung-ganang dan pelbagai lagi fakta karut yang mereka percayai. Itu belum lagi kita perkatakan tentang karutnya masyarakat jahiliah dalam melaksanakan ibadahnya. Sebagai contoh, :

Abu Raja’ At-Taridi R.A pernah berkata :

“..Kami dahulu menyembah batu. Apabila kami temui satu batu yang lebih baik daripadanya, kami akan membuangnya, dan kami akan mengambil yang lain. Apabila kami tidak temui batu, kami kumpulkan satu timbunan tanah kering, kemudian kami bawakan kambing dan kami perahkan susukan kepadanya, dan kemudian kami tawaf padanya..”

(Sahih Bukhari , Al-Maghazi, no. 4376)


Dan Al-Quran datang memperbetulkan kepelbagaian fakta karut masyarakat jahiliah ini dan antara ayat-ayat yang membantah apa yang dipegangi mereka tentang langit yg disokong oleh bukit dan gunung-ganang, Allah SWT berfirman :

اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا

“..Dialah Allah yang mengangkat langit-langit yang kamu lihat tanpa adanya tiang (yang menyokongnya)..”

(Ar-Ra’du : 13)


Namun, ketika dibacakan firman-firman yang di dalamnya ada menyebutkan ilmu berbentuk saintifik, para sahabat radiallahuanhum ajmain tidak banyak mempersoalkannya kepada Rasulullah SAW bahkan mereka mengimani setiap apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW sepenuh hati. Apatah lagi setiap ayat yang dibaca kepada mereka yang berbentuk “tidakkah kamu berfikir” , “tidakkah kamu mentadabbur” atau “tidakkah kamu lihat” adalah lebih menambahkan keyakinan dan keimanan mereka kepada Allah SWT dan Islam itu sendiri walaupun pada dasarnya kebanyakan ayat-ayat tersebut banyak menceritakan tentang Sains yang mana mereka sendiri tidak dapat mengoreksinya secara saintifiknya berikutan tiadanya teknologi yang mampu membuktikan fakta-fakta yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut. Hal ini dapat dicontohkan dengan adanya ayat-ayat yang menceritakan tentang penciptaan manusia / “humans creation”.


Dr. Maurice Bucaille yang berbangsa Perancis misalnya sangat kagum dan hairan mengapa Al-Quran yang diturunkan abad ke-14 yang lalu ada memperkatakan fakta-fakta ilmiah sains yang baru diketahui oleh ahli sains pada abad ke 20 atau abad ke 18 dan 19. Bahkan apa yang lebih menarik adalah beliau menyatakan bahawa, masih banyak fakta-fakta ilmiah sains yang belum diketahui oleh manusia pun ada termuat dalam Al Quran. Dalam Al-Quran ada 4 istilah yang digunakan bagi menerangkan manusia tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT. 4 istilah ini adalah :


1.Burhan (بُرْهَانٍ)

2.Sulton (سُلْطَانٍ)

3.Bayyinah (بَيِّنَةٍ)

4.Aayah (آيَةٍ)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

“..Wahai sekalian umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu: Bukti dari Tuhan kamu dan Kami pula telah menurunkan kepada kamu (Al-Quran sebagai) Nur (cahaya) yang menerangi (segala apa jua yang membawa kejayaan di dunia ini dan kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak)…”

(An-Nisa’ : 174)


إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى

“..Benda-benda yang kamu sembah itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan datuk nenek kamu menamakannya. Allah tidak sekali-kali menurunkan sebarang bukti yang membenarkannya. Mereka yang berbuat demikian, tidak menurut melainkan sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsunya. Padahal demi sesungguhnya telah datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan mereka…”


سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ

“..Kami akan memperlihatkan mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di ufuk dan pada diri mereka sehinggalah nyata kepada mereka bahawa ia adalah hak..”

(Fussilat : 53)

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ

“…Dengan yang demikian, adakah orang-orang (yang beriman dan taat) yang keadaannya sentiasa berdasarkan bukti yang nyata dari Tuhannya: Sama seperti orang-orang (yang ingkar derhaka) yang telah diperhiaskan kepadanya (oleh Syaitan) akan kejahatan amalnya (sehingga dipandangnya baik) dan yang telah menurut hawa nafsunya?”

(Muhammad : 14)


Penemuan Saintifik Dalam Al-Quran Dan Hadith

Seperkara yang perlu kita tahu adalah dalam pengkajian kita tentang hal ini, kita tidak boleh mengambil fakta sains yang ada kemudian kita memaksakan ayat-ayat Al-Quran untuk membenarkannya, bahkan yang perlu dilakukan adalah mengekstrak ayat-ayat Al-Quran dan kemudian menjadikannya kajian bagi membuktikan sunnatullah (hukum alam) sebagai benar. Adalah salah sekiranya kita mengambil fakta-fakta sains yang ditemukan apatah lagi ianya berbentuk sekadar theory dan bukan law kemudian kita cuba mencarinya di dalam Al-Quran kerana barangkali dibimbangi akan ada yang mempersoalkan, sekiranya begitu “Apakah jika Fakta sains itu berubah dan bercanggah dengan Al-Quran, maka Al-Quran telah tersilap dan ianya bukan Kalam Allah “words of God”?. Ini adalah hasil pemikiran yang meletakkan Sains dahulu baru kemudiannya Al-Quran dan hadith. Oleh itu, jika persoalan di atas timbul, maka kami jawabkan di sini bahawa Al-Quran tidak akan pernah silap dan fakta Sains lah yang sentiasa silap sekiranya tidak menepati petunjuk yang diberikan Al-Quran kerana kajian Sains itu berkemungkinan besarnya boleh berubah-ubah dengan bergantungnya ia kepada perubahan dan peningkatan teknologi dan seumpama dengannya. Maka, cara dan methodology kajian kita perlulah diperbetulkan terlebih dahulu. Asas utama kajian kita adalah dengan meletakkan dahulu ayat-ayat Al-Quran dan hadith sebagai sumber pencarian kita dan bukan mendahulukan fakta sains kemudian kita mencarinya dalam Al-Quran kerana mungkin barangkali fakta Sains tersebut digunakan sebagai hujjah sesetengah saintis yang cuba memalingkan petunjuk Allah ini daripada manusia dengan berkata, “Lihatlah, sains membuktikan Al-Quran telah tersalah dalam hal ini dan ini..!” Hal ini dapat kita contohkan dengan isu beredarnya bumi mengelilingi matahari sedangkan telah berkata ramai ulama’ tentang perihal beredarnya matahari mengelilingi bumi. Hal ini mungkin terjadi kerana dua faktor sahaja iaitu samada penafsiran para ulamak tidak menepati apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Allah dalam Al-Quran sehingga membawa kepada pergeseran antara fakta sains dan makna zahir Al-Quran atau fakta sains yang dikemukan itu sendiri sebenarnya masih lagi tidak konkrit dan perlu kepada lebih penelitian, pengkajian dan berkemungkinan besar teknologi di abad ini masih lagi tidak mampu mencapai apa sebenarnya sunnatullah tersebut.


Geocentric Theory (Bumi Pusat Dan Matahari Mengelilinginya) Vs Heliocentric Theory


وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarannya”

(Al-Anbiya’: 33).

Ibnu Abbas r.a berkata :”Berputar dalam satu garis edaran alat pemintal”.


قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“..Nabi Ibrahim berkata lagi: Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, oleh itu terbitkanlah ia dari barat? Maka tercenganglah orang yang kafir itu (lalu diam membisu). Dan (ingatlah), Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim…”

(Al-Baqarah : 258)


وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

“…Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayat petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya…”

(Al-Kahfi : 17)


Ayat di atas menunjukkan bahawa Allah menjadikan yang condong dan menjauhi adalah matahari, dan itu merupakan dalil bahawa pergerakan itu adalah daripada matahari, kalau gerakan itu berasal dari bumi, maka niscaya Allah akan mengatakan bahawa gua mereka condong darinya (matahari). Begitu juga bahawa penyandaran terbit dan terbenam kepada matahari menunjukkan bahawa dialah (matahari) yang berputar meskipun dilalah-nya sedikit dibandingkan dengan dilalah firman-Nya yakni ”condong dan menjauhi mereka”.

(Syeikh Soleh Al-Uthaimin, Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal no: 16)


Ada dalam beberapa hadith Rasulullah SAW “seolah-olah” memberikan isyarat bahawa mataharilah yang bergerak ke sana ke mari dan berkemungkinan boleh menyokong fakta yang mengatakan bahawa matahari mengelilingi bumi. Antara hadith-hadith yang masyhur dan sahih adalah :

وعن أبي ذر رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يوماً : أتدرون أين تذهب هذه الشمس ؟ قالوا : الله ورسوله أعلم ، قال :إن هذه تجرى حتى تنتهي إلى مستقرها تحت العرش فتخر ساجدة ، فلا تزال كذلك حتى يقال لها : ارتفعي ، ارجعي من حيث جئت ، فترجع فتصبح طالعة من مطلعها ، ثم تجري حتى تنتهي إلى مستقرها ، تحت العرش فتخر ساجدة ، ولاتزال كذلك حتى يقال لها : ارتفعي ، ارجعي من حيث جئت ، فترجع ، فتصبح طالعة من مطلعها ، ثم تجري لايستنكر الناس منها شيئاً ، حتى تنتهي إلى مستقرها ذاك تحت العرش ، فيقال لها : ارتفعي ، أصبحي طالعة من مغربك ، فتصبح طالعة من مغربها ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أتدرون متى ذاكم ؟ حين لاينفع نفساً إيمانها لم تكن آمنت من قبل أوكسبت في إيمانها خيراً

Dari Abu Dzar r.a bahawa suatu hari Rasulullah SAW pernah bersabda : "Tahukah kalian ke manakah matahari itu pergi?" Mreka berkata:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui," Beliau bersabda:"Sesungguhnya matahari itu berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah ‘Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya:"Bangunlah!Kembalilah seperti semula dari (tempat) mana yang engkau datang." Maka diapun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ketempat peredarannya di bawah ‘arsy, lalu dikatakan kepadanya:"Bangunlah!Terbitlah dari barat."Maka diapun terbit dari barat." Rasulullah SAW bersabda:"Tahukah kalian mengapa hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang dia belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa keimannya…”


(Nampak seakan pelik, namun hadith di atas telah dituliskan dan disahihkan dalam sebilangan banyak ulama’ hadith antaranya adalah dalam Al-Mustadrak Ala As-Sahihain dalam bab Al-Fitan, Al-Mu’jam Al-Ausath dalam bab Al-Ain, Sahih Bukhari, Sahih Muslim dalam bab Al-Iman, dan banyak lagi. Hadith ini berstatus sahih dengan jalur lafaz yang sedikit berbeza)


Teori ini telah dinukilkan dalam buku Ptolomeus (1140-1101 SM) namun hal ini telah dibantah keras oleh Copernicus yang telah mengemukan satu lagi teori baru yang sehingga kini diguna pakai. Teori yang dimaksudkan adalah Heliocentric Theory. Kemunculan teori heliosentrik ini adalah pada abad ke-18. Ibnu Sina, Ibn Haitham dan ramai juga pakar-pakar Islam telah membuat bantahan keras terhadap teori geosentrik ini. Orang yang mula-mula sekali menyatakan bumi mengelilingi matahari adalah Aristachrus (310-230 BC). Ada juga yang berpendapat bahawa Matahari dan bulan mengelilingi bumi dan semua planet lain mengelilingi matahari dan tokoh yang mengemukakan teori ini adalah tokoh dari Denmark Tycho Brahe (1546-1601). Galileo Galilei (1562-1642 (juga pernah mengemukan teori heliosentrik vs geosentrik ini apabila terpengaruh dengan Copernicus dan telah menulis sebuah buku yang berjudul Dialogue of The Two Chief World System yang akhirnya menyebabkan beliau terhumban ke penjara. Namun, ianya terserah kepada kajian demi kajian dan Allah sahajalah yang mengetahui apa yang DIA ciptakan dan DIA-lah yang mengaturkan segalanya. Yang benar itu pastinya dari Allah!


Maka dengan ini wajib kita mengimaninya tanpa ragu setiap ayat-ayat Allah dan juga hadith-hadith Rasulullah SAW. Perlu diingat juga, setiap pendapat ulama’ semuanya berada antara dua sahaja, samada ia benar atau boleh juga terjadi kegelinciran hingga menampakkan pergeseran antara sunnatullah yang ada dengan Al-Quran itu sendiri. Walaubagaimana pun, kajian lebih terperinci perlu dilakukan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu kita fahami sebelum melanjutkan perbahasan ini :


1.Al-Quran bukanlah buku sains, perubatan, dan sebagainya dan ia adalah “Book of Signs” (Kitab Yang Menunjukkan Kebesaran Allah)

2.Al-Quran dan hadith = 100% benar, dan hukum alam = 100% benar, namun, yang silapnya adalah pada kajian-kajian manusia sekiranya tidak menepati 3 sumber di atas tadi.

3.Al-Quran tidak bergantung kepada penemuan-penemuan baru bahkan semua kajian saintifik yang bertepatan dengan Al-Quran hanyalah dengan kata lain lebih menunjukkan keagungan Allah SWT.

4.Penemuan Sains yang telah diperakui adalah membuktikan lagi Al-Quran itu benar dan ia sama sekali tidak bergantung kepada Sains sedikit pun untuk membuktikan kebenarannya.

5.Al-Quran diturunkan untuk manusia sebagai panduan hidup, bukan semata-mata dijadikan kajian!

6.Seharusnya kehadiran Al-Quran menjadikan manusia itu bertakwa dengan adanya petunjuk-petunjuk, tanda-tanda kebesarannya.

7.Tidak pernah ada sedikit pun kesilapan pada Al-Quran mahupun hadith-hadith Rasulullah SAW.

8.Al-Quran adalah mukjizat teragung yang tiada taranya.

Antara penemuan-penemuan saintifik dalam Al-Quran yang telah terbuktikan dengan fakta Sains adalah embryologi, geologi, anatomi haiwan (manusia), hujan, dan sebagainya. Di antara perbahasan yang dikemukakan oleh pelbagai saintis yang akhirnya terbukti Al-Quran dan hadith itu benar adalah penemuan 360 sendi yang terdapat dalam tubuh manusia.



روى الإمام أحمد في صحيحه عن أم المؤمنين السيدة عائشة رضي الله تعالى عنها أن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال: إنه ‏ ‏خلق كل إنسان من بني ‏ ‏آدم ‏ ‏على ستين وثلاث مائة ‏ ‏مفصل ‏ ‏فمن كبر الله وحمد الله وهلل الله وسبح الله واستغفر الله وعزل حجرا عن طريق الناس أو شوكة أو عظما عن طريق الناس وأمر بمعروف أو نهى عن منكر عدد تلك الستين والثلاث مائة ‏ ‏السلامى ‏ ‏فإنه يمشي يومئذ وقد زحزح نفسه عن النار

Imam Ahmad meriwayatkan dalam sahihnya bahawa dari ummul Mukminin Aisyah r.ha bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda :


"Setiap anak Adam diciptakan memiliki 360 sendi, maka barangsiapa yang mengagungkan Allah dengan takbir, memuji Allah dengan hamdalah, menyatakan Ke-Esaan Allah dengan tahlil, mensucikan Allah dengan tasbih, dan memohon ampunan Allah, dan menyingkirkan batu, atau duri, atau tulang dari jalan yang dilalui orang, kemudian menganjurkan perbuatan baik serta melarang perbuatan batil, sebanyak tiga ratus enam puluh kali (360x), dijamin dia berhasil dijauhkan dari api neraka….”

(HR Muslim, Nombor 2199)


Di sini penulis akan memperincikan beberapa lagi penemuan-penemuan baru berkaitan dengan fakta-fakta Sains yang secara tepatnya memenuhi kehendak Al-Quran dan hadith dan diperakui oleh para saintis. Namun perlu ditegaskan sekali lagi, Al-Quran tidak sama sekali bergantung kepada semua ini untuk membuktikan kebenarannya bahkan semua inilah yang bergantung kepada Al-Quran dan hadith.


Cop Jari Manusia Yang Berbeza-Beza


لا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ * وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ * أَيَحْسَبُ الإِنسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ * بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ

“…Aku bersumpah dengan hari kiamat; Dan Aku bersumpah dengan "Nafsul Lawwaamah" (bahawa kamu akan dibangkitkan sesudah mati)! Patutkah manusia (yang kafir) menyangka bahawa Kami tidak akan dapat mengumpulkan tulang-tulangnya (dan menghidupkannya semula) bukan sebagaimana yang disangka itu? Bahkan Kami berkuasa menyusun hujung jarinya (yang lebih halus)..”

(Al-Qiamah : 1-4)


Ayat di atas jelas menunjukkan bahawa di hujung jari manusia ada sesuatu yang sangat unik sehinggakan Allah SWT mampu menyusun semulanya dengan rapi. Finger prints / cop jari manusia mula diciptakan Allah pada bulan ke-4 dalam rahim ibu dan ianya berkekalan sehingga akhir hayat manusia dan setiap manusia mempunyai cop jari yang berbeza-beza dan hal ini dinyatakan oleh seorang saintis yang bernama William Herschel pada tahun 1858. Maha Suci Allah atas kemampuan mencipta segala sesuatu!


Madu dan Khasiatnya


وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ*ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“…Dan Tuhanmu memberi ilham kepada lebah: Hendaklah engkau membuat sarangmu di gunung-ganang dan di pokok-pokok kayu dan juga di bangunan-bangunan yang didirikan oleh manusia. Kemudian makanlah dari segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang engkau sukai), serta turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu yang diilhamkan dan dimudahkannya kepadamu. (Dengan itu) akan keluarlah dari dalam badannya minuman (madu) yang berlainan warnanya, yang mengandungi penawar bagi manusia (dari berbagai-bagai penyakit). Sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) bagi orang-orang yang mahu berfikir….”

(An-Nahl : 67-68)


Madu mempunyai lebih 80 bahan yang terdiri daripada gula vitamins dan 15 bahan gula yang terdiri daripada fructose, glucose, mineral, amino acids. Antara khasiat madu adalah mengurangkan bengkak pada jangkitan kuman, menyembuhkan luka-luka, mengurangkan jangkitan pada kornea mata, mempercepatkan proses pertumbuhan sel-sel badan dan juga boleh digunakan dalam ulcer perut kerana ia mengurangkan rembesan asid hidroklorik dalam perut manusia serta terdapat ratusan lagi khasiat madu lebah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ (yang padanya mengandungi penawar bagi manusia). Baginda Rasulullah SAW juga pernah memerintahkan seorang pemuda untuk minum madu tatkala beliau mengadu kepada Baginda SAW tentang sakit perut yang dialaminya.


Siwak dan Khasiatnya

السواك مطهرة للفم مرضاة للرب

Berkata Rasulullah SAW : “..Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keredhaan bagi Rabb”.

(HR Ahmad, Irwaul Ghalil no 66)


لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل الصلاة

Berkata Rasulullah SAW : “..jika bukan kerana memberatkan ummatku, nescaya akanku perintahkan mereka bersiwak setiap kali (hendak) solat..”

(HR Al-Bukhari no,13458 dan dari Muslim 1/220 hadis 42 / 252)


لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل وضوء

“…Jika bukan kerana akan memberatkan umatku maka akan ku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu’..”

(HR Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no.70)


Dr. Salih Fauzan berkata: "..Hadith ini menunjukkan dengan tegas bahawa bersiwak adalah sunnah pada setiap kali akan berwudhu’. Hal itu dilakukan ketika sedang berkumur-kumur kerana hal itu akan membantu mengharumkan dan membersihkan mulut..."

(Salih Fauzan, Al-Mulakhkhas Al-Fiqhi, m.s 30)


Bersiwak merupakan sunnah Rasulullah SAW sebelum beliau berwudhuk dan tatkala beliau hendak menunaikan solat hatta ketika beliau mulai masuk ke rumah Baginda SAW. Hal ini disebut di dalam kitab Sahih Muslim dalam bab At-Taharah dan Al-Irwa’ul Ghalil. Jika dilihat pada pesanan Rasulullah SAW, maka dapat kita ketahui bahawa Rasulullah SAW ingin menyampaikan satu mesej yang jelas betapa pentingnya bersiwak dan begitu banyaknya khasiat bersiwak ini. Mari kita lihat beberapa kajian yang telah dilakukan terhadap ekstrak kayu siwak ini.


Dalam kayu siwak ini, terdapat pelbagai jenis bahan yang berkhasiat antaranya adalah bahan perekat gam “adhesive”, bahan penyuci, bahan pengawet, bahan pewangi, bahan hablur silika, dan bahan yang mengandungi garam mineral termasuklah sejenis bahan yang menyerupai penicillin yang berfungsi membunuh pertumbuhan mikrobacteria dan parasit di dalam mulut manusia dan antaranya adalah Staphylococcus, Entamoeba Ginggivalis dan Trichomonas.


Kayu siwak mengandungi juga bahan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan lain-lain. Kebanyakan bahan-bahan ini berfungsi untuk memutihkan, menguatkan dan membersihkan gigi. Pelbagai lagi fungsi siwak ini yang tidak termampu penulis senaraikan.


Sehingga di saat akhir hayat Baginda SAW, beliau masih lagi sempat bersiwak. Kisah ini terakam dalam sebuah hadith yang masyhur iaitu :


عن عائشة رصي الله عنها قالت: دخل عبد الرحمن بن أبي بكر على النبي صلى الله عليه وسلم وأنا مسندته إلى صدري، ومع عبد الرحمن سواك رطب يستن به، فأبده رسول الله صلى الله عليه وسلم، بصره فأخذت السواك فقضمته ونفضته وطيبته، ثم دفعته إلى النبي صلى الله عليه وسلم فاستن به، فما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استن استنانا قط أحسن منه فما عدا أن فرغ رسول الله صلى الله عليه وسلم رفع يده أو إصبعه ثم قال: في الرفيق الأعلى، ثلاثاً، ثم قضى.

Dari ‘Aisyah r.anha berkata : Abdurrahman bin Abu Bakar menemui Nabi SAW dan Nabi SAW bersandar di dadaku. Abdurrahman r.a membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rasulullah SAW memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya lalu aku memperelokkannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rasulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rasulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rasulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata : فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat…”

(Dr.Wahbah Zuhaily, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300)


Sakit Pada Kulit

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia. Ia memainkan peranan yang cukup penting kepada manusia. Dipercayai sejak dahulu kala bahawa kulit akan menjadi sakit apabila terkena objek tajam, api dan sebagainya namun manusia tidak mengetahui bahawa ada sejenis saraf yang terdapat pada badan manusia yang memberikan rasa sakit ini. Saraf ini dipanggil sebagai “nerve ending” dan ia terdapat pada kulit-kulit manusia.


إنَّ الذٌينّ كّفّرٍوا بٌآيّاتٌنّا سّوًفّ نصليهم نّارْا كٍلَّمّا نّضٌجّتً جلودهم بدلناهم جلوداَ غيرها ليذوقوا العّذّابّ إنَّ اللَّهّ كّانّ عّزٌيزْا حّكٌيمْا

“..Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar kepada ayat-ayat keterangan Kami, Kami akan membakar mereka dalam api Neraka. Tiap-tiap kali kulit mereka masak hangus, Kami gantikan untuk mereka kulit yang lain supaya mereka dapat merasa azab sengsara itu dan (ingatlah) sesungguhnya Allah adalah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana…”

(An-Nisa’ : 58)


Dari ayat di atas dapat kita fahami bahawa kulit manusia mempunyai saraf yang mencetuskan rasa sakit dan apabila saraf ini terbakar hangus bersama kulit, fungsinya akan hilang. Perkataan “masak hangus” menunjukkan itu merupakan peringkat terakhir sakit pada kulit dan kemudiannya rasa sakit itu akan hilang. Kemudian Allah akan menggantikannya lagi sebagaimana fungsi asal dan membakarnya sehingga ke peringkat ketiga dan mengulangi proses tersebut. Ini bermakna manusia yang dibakar api neraka akan senantiasa merasa sakit. Sakit pada kulit akibat terbakar ada 3 jenis iaitu :


1- Burns of first degree : ini kebiasaannya terjadi apabila kulit terdedah dengan cahaya matahari dan menyebabkan kulit menjadi merah, sakit dan membengkak. Jangka masa kulit untuk kembali kepada asal memakan masa sekitar hanya 2 atau 3 hari sahaja.

2- Burns of the second degree : ini kebiasaannya terjadi apabila dermis dan epidermis kulit terbakar. Peringkat ini merupakan peringkat yang paling sakit.

3- Burns of the third degree : peringkat ini keseluruhan kulit manusia beserta saraf tersebut terbakar dan hilang fungsinya. Pada peringkat ini, pesakit tidak akan merasakan sebarang kesakitan kerana saraf tersebut telah terbakar bersama kulit.


Susu Dalam Kantung Haiwan

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ

“…Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh pelajaran yang mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada kamu daripada apa yang terbit dari dalam perutnya, yang lahir daripada antara hampas makanan dengan darah (iaitu) susu yang bersih, yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya…”

(An-Nahlu : 66)


Peringkat Penciptaan Manusia

Hamm and Leeuwenhoek merupakan manusia pertama yang menemukan spermatozoa pada tahun 1677 yakni setelah 1000 tahun kewafatan Rasulullah SAW itupun dengan menggunakan alat microskop yang canggih. Bagaimanakah perbincangan yang sehebat ini (peringkat penciptaan manusia) boleh disebutkan di dalam Al-Quran sedangkan di saat tiada teknologi yang mampu membantu. Hanya satu jawapan sahaja yang mampu kita berikan iaitu ; Al-Quran merupakan Kalam Allah yang tiada tandingannya! Hal ini telah disahkan oleh Professor Emeritus Keith L. Moore setelah menghabiskan kajiannya tentang hal ini, dan beliau ada mengungkapkan : “..It has been a great pleasure for me to help clarify statements in the Quran about human development. It is clear to me that these statements must have come to Muhammad from God, because almost all of this knowledge was not discovered until many centuries later. This proves to me that Muhammad must have been a messenger of God.” Consequently, Professor Moore was asked the following question: “Does this mean that you believe that the Quran is the word of God?” He replied: “I find no difficulty in accepting this.”

Peringkat penciptaan manusia ada disebut dalam firman Allah yang berbunyi :


مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا*وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا

“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian….”

(Nuh : 13-14)


وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ*ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ*ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

(Al-Mukminun : 12-14)


Syeikh Abdul Majid Az-Zindani pernah menyebutkan, “Kami bertemu dengan seorang professor Amerika bernama Marshal Johnson. Kami berkata kepadanya, “Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan dalam beberapa tahap.” Dia menjawab, “ Jawapan saya adalah, hal ini hanya ada tiga kemungkinannya iaitu pertamanya bahawa Muhammad memiliki mikroskop raksasa yang membuatnya mampu mengkaji perkara-perkara ini. Keduanya adalah perkara itu terjadi secara kebetulan dan yang ketiga adalah Muhammad merupakan utusan dari sisi Allah….”

(Abdul Majid Zindani’s Tape – This Is The Truth on Marshal Johnson)

Jika disoroti jawapan pertama, maka, dengan ini jawapannya adalah mustahil dan tidak benar! Ini kerana pada waktu itu, manusia masih lagi belum mengenali apa itu mikroskop. Teknologi mikroskop mula diciptakan pada 1590 oleh pembuat kaca mata Hans Jansen dan anaknya Sacharias Jansen, yang disahkan oleh beberapa penulis kemudiannya iaitu Pierre Borel 1620 - 1671 atau 1628 - 1689 dan Willem Boreel 1591 – 1668 yang kemudiannya ditingkatkan lagi oleh Galelio Galilei (1562-1642 . Pada tahun sebelumnya, 1021,kanta pembesar pertama yang telah dicipta adalah oleh Ibn al-Haitham yang dipanggil sebagai Alhazen dalam bukunya yang berjudul Book of Optics. Maka lihatlah, sungguh jauh perbezaan antara bermula wahyu Allah tentang penciptaan manusia diturunkan kepada Muhammad jika dibandingkan dengan permulaan penciptaan mikroskop. Maka, hujjah pertama pastinya tertolak.

Kedua, sekiranya dikatakan ini adalah terjadi secara kebetulan, bagaimanakah Muhammad SAW mampu mengungkapkan perkataan ini sedangkan beliau adalah seorang ummi yang tidak tahu membaca juga menulis. Kalaulah dikatakan kebetulan, dari manakah Muhammad SAW mengambil fakta ini? Yang pastinya, beliau adalah seorang ummi dan beliaulah utusan Allah yang menyampaikan wahyu-Nya dari lisan Rasul-Nya ini.


Tempat Terendah Di Bumi Adalah Laut Mati

Allah telah mengabarkan tempat yang paling rendah di permukaan bumi dalam Al-Qur'an. Allah SWt berfirman:

الم*غُلِبَتِ الرُّومُ*فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ


Alif Laam Miim. Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang terendah dan sesudah dikalahkan, mereka akan menang."

(Ar-Ruum : 1-3)


Pakar ilmu geologi telah membuktikan bahawa Laut Mati yang merupakan tempat pertempuran antara Bangsa Persia dan Bangsa Romawi pada tahun 624 M merupakan bagian bumi yang paling rendah secara mutlak. Di mana kerendahannya mencapai
417 m (1.349 kaki) di bawah permukaan laut. Laut Mati ini berada di antara Jordan, Syria dan Latitude/Longitudenya adalah 31°32′N 35°29′E. Hal ini telah dibuktikan oleh United States Geological Survey.

Perang antara bangsa romawi dan parsi ini telah dikupas dengan baik melalui tulisanThe Two Fifth-Century Wars Between Rome And Persia” oleh Geoffrey Greatrex. Buku ini mengupas bagaimana terjadi perang antara dua bangsa besar ini yang mana satu tempat utama peperangan ini adalah di Laut Mati “Dead Sea”.


Al-Quran, Sains, Akhirat dan Kita!

Setelah kita mendapat terdapat pelbagai penemuan-penemuan yang baru tentang kajian sains yang mana telah disebutkan 1400 tahun yang lampau, maka, dengan ini diharap setiap manusia yang membaca dan mengetahui perihal ini akan lebih meningkat iman mereka dan menjadikan mereka manusia yang lebih bertakwa. Bayangkan, semua kajian sains yang bertepatan dengan Al-Quran telah pun diperakui dan berlaku di zaman ini, namun, apakah kita pernah berfikir sejenak bahawa bagaimana pula dengan janji-janji Allah tentang balasan syurga dan neraka, azab kubur dan lain-lain lagi. Pastinya semua ini adalah benar! Semoga manusia lebih mendekati Allah dengan cara berfikir, mengkaji dan mentadabbur alam ini dengan hikmah dan bijaksana. Jadilah kita golongan yang disebut sebagai Ulul Albab!

Pada penulisan akan datang, sekiranya diberikan peluang, penulis akan mengupas sedikit sejarah perkembangan pergeseran antara golongan yang mempercayai Heliocentric Theory dan Geocentric Theory kerana hal ini seringkali diperbalahkan oleh golongan saintis Islam dan ada pula yang mendakwa Al-Quran mengatakan begini dan begini bagi menyokong pendapat mereka. Al-Quran berlepas daripada semua kesalahan manusia dan ia tetap benar sampai bila-bila!

Read more